Jakarta, CNN Indonesia —
Terik matahari menyengat di Pelabuhan Ciwandan yang menjadi tempat penyeberangan bagi para pemudik dengan kendaraan roda dua yang menuju ke Pulau Sumatera pada Idulfitri 1445 H.
Situs BMKG mencatat suhu di Ciwandan, Provinsi Banten mencapai 34 derajat celsius pada Kamis (4/4) siang.
Untuk menghindari panas, para pemudik biasanya memutuskan untuk melakukan perjalanan mudik ke Pelabuhan Ciwandan di malam hari.
Kendati demikian, terdapat beberapa pemudik yang rela menerjang panas dengan melakukan perjalanan di siang hari.
Sembari duduk di atas motor untuk menunggu giliran menyeberang, Nopa (24) bersama istri, Fitri (28) menjelaskan alasan mereka untuk melakukan perjalanan di siang hari meski harus terbakar panas matahari.
Nopa mengaku pada awalnya hendak melakukan perjalanan di malam hari. Namun, niat itu urung ia lakukan lantaran takut terjadi hal tak terduga.
Terlebih, tahun ini menjadi momen pertama kali melakukan mudik ke kampung halaman.
“Pinginnya malam cuma takut di jalan saya belum berani jauh-jauh, takut juga. Mending (siang) enggak apa lah panas juga,” kata Nopa saat ditemui.
Pasutri yang melakukan perjalanan mudik dari Bandung menuju Lampung itu memakan waktu kurang lebih 10 jam untuk tiba di pelabuhan ini.
“Banyak berhentinya soalnya tadi banyak istirahatnya,” tutur dia.
Nopa dan Fitri mengaku tak ada kendala yang berarti saat melakukan perjalanan ke Ciwandan. Mereka hanya mengeluh kondisi jalanan yang berdebu dan kadang mengganggu penglihatan.
Keluhan mereka bukan tanpa alasan. Sebab, Pelabuhan Ciwandan dikelilingi area industri. Bahkan, di seberang pelabuhan ini -tak lebih dari 10 meter- terdapat aktivitas industri batu bara.
Pemudik lain dari Serang, Banten menuju Lampung bernama Deni (22) memiliki alasan yang berbeda mengapa memutuskan melakukan perjalanan di siang hari.
Ia mengaku melakukan hal tersebut untuk menghindari kembali terjebak macet seperti ketika melakukan mudik melalui Pelabuhan Ciwandan tahun lalu.
Deni menyebut keputusan dirinya melakukan perjalan di siang hari tepat. Pasalnya, ia hanya membutuhkan waktu selama 30 menit untuk tiba disini.
“Parah macetnya (tahun lalu) dua jam (perjalanan dari Serang ke Pelabuhan Ciwandan),” ujar dia.
Ia pun mengaku tak masalah menerjang panasnya sinar matahari untuk menghindari kemacetan.
“Enggak masalah enggak ngaruh. Hitam-hitam sedikit enggak masalah,” kata dia sambil tertawa.
Deni pun mengaku tak ada kendala berarti selama melakukan perjalanan menuju Pelabuhan Ciwandan. Hanya saja, ia menyoroti fasilitas lampu jalanan yang tak kunjung diperbanyak dibandingkan tahun lalu.
Pada mudik lebaran 2024 kali ini terdapat tiga pelabuhan di wilayah Banten yang bakal dioperasikan penuh selama arus mudik dan balik. Salah satunya, Pelabuhan Ciwandan.
Tahun ini menjadi tahun kedua bagi Pelabuhan Ciwandan sebagai pelabuhan yang digunakan untuk arus mudik dan balik.
Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso menjelaskan pelabuhan ini digunakan untuk kendaraan roda dua dan truk golongan 6 dan 7.
(mab/isn)